Selasa, 10 Desember 2019

Habis Gelap Terbitlah Terang

Resensi Novel Habis Gelap Terbitlah Terang
A. Identitas Buku
Judul               : Habis Gelap Terbitlah Terang
Penulis             : Armijn Pane
Penerbit           : Balai Pustaka
Tahun terbit`   : 2008
Kota terbit       : Jakarta
B.  Kepengarangan
Armijn Pane adalah seoarang sastrawan angkatan Pujangga Baru. Beliau juga salah satu tokoh pendiri Majalah Pujangga Baru. Armijn lahir di Muara Sipongi 18 Agustus 1908 dan meninggal pada tahun 16 Februari 1970 di Jakarta. Armijn pernah menyenyam pendidikan di HIS dan ELS pada tahun(1923)  dan melanjutkan Kuliah di STOVIA Jakarta pada tahun(1927). Selain menjadi penulis, Armijn pernah menggeluti pekerjaan menjadi seorang wartawan di Surabaya, Guru Taman Siswa di Kediri dan menjadi
Seketaris dan Direktur Pujangga Baru(1933-1936). Beberapa karya Armijn Pane yang sangat terkenal antara lain, Habis Gelap Terbitlah Terang, Belenggu dan masih banyak lagi. Belenggu merupakan karya sastra yang di terbitkan pada tahun(1940)banyak mengundang perdebatan dikalangan penulis di Indonesia. Dengan seluruh karyanya di bidang sastra Armijn Pane mendapat penghargaan Anugerah Seni dari pemerintahan RI tahun 1970. Hingga saat ini karyanya selalu terdengar di seluruh pecinta sastra Indonesia.   
            C. Sinopsis
Raden Ajeng kartini dilahirkan di Jepara pada tanggal 21 April 1879. Beliau merupakan putri dari  Raden Mas Adipati Sastrodiningrat yaitu Bupati Jepara pada saat itu dan cucu dari Bupati Demak Tjondroningrat.
Semasa kecil R.A Kartini, beliau selalu memperhatikan kenapa perempuan pada saat itu hanya diam dan tidak ada yang bersekolah seperti kaum pria. Peristiwa ini selalu menjadi pertanyaan baginya hingga ia beranjak mulai dewasa. Saat Raden Ajeng Kartini menginjak dewasa, ia memulai menemukan jawaban dari pertanyaan yang telah muncul saat ia masih kecil dan menilai bahwa kaum perempuan pada masa itu hanyalah sebagai perhiasan kaum pria dan  hanya sebagai pengurus rumah tangga saja. Beliau menilai kaum wanita penuh dengan kehampaan, kegelapan, dan merasa tidak berguna di mata para kaum pria yang bekerja secara alamiah.
Dalam hati R.A Kartini tidak bisa menerima keadaan itu meskipun beliau berasal dari keluarga Bangsawan, namun ia merasa bahwa gelar bangasawan tiada artinya bagi penderitaan yang di rasakan oleh kaum perempuan. Dimata R.A Kartini setiap manusia memiliki derajat yang sama, beliau selalu sering turun dan berbaur dengan masyarakat bawah yang bercita-cita ingin merubah kehidupan yang lebih baik dan meningkatkan derajatnya.
Dia pernah berkeinginan mendirikan sebuah sekolah bersama adiknya yangh bernama Kardina atas bantuan dan masuukan dari temannya yaitu MR Abendanon. Namun semua impian itu ternyata hanya sia-sia dikarenakan pada pangkal tahun 1902  adiknya sudah Kardina telah dipingit itu menyebabkan hati Kartini sangat melemah menjadi salah satu hal yang membuat dia berubah dalam rohani.
Pada saat berbaur dengan masyarakat, R.A Kartini selalu mengajak masyarakat khususnya kaum perempuan untuk berjuang dan meraih semua impian yang ingin digapai. R.A Kartini selau memberi semangat kepada kaum wanita dengan semboyan” Kita harus membuat sejarah baru, kita mesti menentukan masa depan kita yang sesuai dengan keperluan kita sebagai kaum wanita yang harus mendapat pendidikan yang layak seperti halnya kaum Laki-laki ”  semboyan ini selalu terucap dari mulut R.A Kartini.
Beliau bercita-cita ingin mengubah dunia yang dimana kaum perempuan memiliki derajat yang sama dengan kaum pria. Untuk itu R.A kartini memulai  usaha untuk mencapai cita-citanya dengan mengecap pendidikan.
H.B.S adalah sekolah R.A Kartini yang dimana sekolah itu merupakan sekolah setara dengan kolonial Belanda. Disekolah itu R.A Kartini mengalami suatu kejadian yang tidak bisa dihilangkan bekasnya dalam hati. Beliau memperhatikan bahwa dia lain dengan anak gadis eropa yang dimana gadis eropa memiliki derajat yang sama dengan kaum laki-laki sementara dia yang merupakan hanya terpaku dalam adat bahwa gadis jawa hanya menurut dengan peraturan.
Pada suatu ketika, diwaktu berhenti, dilihatnya salah seorang kawannya sedang asik belajar bahasa Prancis. Kartini bertanya kepada temannnya itu mengapa iya belajar bahasa Prancis, ternyata kawannya hendak pergi ke negeri Belanda untuk melanjutkan sekolah disekolah guru.
Kartini seorang anak yang suka belajar, dan dia tau masih banyak pengetahuan yang belum diketahui namun dapat dipelajari. Dia tiada bedanya dengan saudaranya yang menjadi Murid H.B.S. R.A Kartini memohon kepada bapaknya  untuk terus belajar dalam mencari ilmu meskipun harus ke negeri lain namun sayang usah yang dilakukan beliau tidak pernah ditanggapin oleh bapaknya.
Di kampung R.A.Kartini, wanita yang telah menamatkan sekolah dasarnya wanita itu tidak  boleh keluar rumah dan berjumpa dengan masyarakat khususnya kaum pria. Sebab adat mereka anak perempuan harus menunggu pingitan dari seorang pria yang tidak dikelnalnya.
Itulah alasan mengapa Kartini ingin merubah sejarah yang dimana derajat permpuan sebanding dengan derajat kaum pria.
waktu dipingit itu telah datang hati Kartini sangatlah sepi. Pada mulanya kawan-kawan kartini yang hendak ke Belanda masih sering datang mengunjungi beliau. Namun lambat laun teman-temannya tiada datang lagi karena sudah berangkat ke Belanda Kartini pun tiada berkawan lagi. Untuk menghilangkan rasa sunyi itu ayahnya mengizinkan membaca buku-buku bahasa Belanda dan menerima surat kawannya dari Eropa. Saudara laki-lakinya yang bernama Sosrokartono sering mendengar cita-cita dari Kartini dengan penuh perhatian. Atas sikap saudaranya kartini merasa hatinya kembali riang.
R.A kartini merasa berkasihan terhadap kakaknya R.A.Tjokroadisosro kakak perempuannya yang juga masih dipingit, namun segala rasa kasihannya tidak diterima oleh kakaknya lantaran Kartini memilki cita-cita yang berlainan terhadap adat istiadat yang dipegang penuh oleh para saudaranya. Pergaulan antara anak dengan ibu-bapak, dikalangan orang jawa sudah kaku betul karena itu makin terasa pada kartini betapa sunyinya rasa hatinya, sebab ibunya menjauh seolah-olah menjauhkannya dari hati. Beruntung karena kartini masih memiliki orang yang sayang terhadapnya, ialah bapaknya dan saudaranya Sosrokartono.
Pada akhirnya Kartini berjumpa dengan seorang lelaki duda yang sudah memiliki anak, lelaki itu bernama Raden Adipati Joyoningrat bupati rembang yang akhirnya menjadi suaminya. Kartini merasa pernikahannya dengan Raden Adipati dapat membantu menggapai cita-citanyamerubah derajat kaum wanita.

D. Unsur  Instrinstik :
a. Tema :
menceritakan sebuah perjuangan seorang wanita yang ingin merubah sejarah
b. Tokoh dan Penokohan :
1.      R.A Kartini  : baik,suka membaca dan suka member semangat.
“ Kita harus membuat sejarah, kita mesti menentukan masa depan kita tapi yang sesuai dengan keperluan kita sebagai wanita yang harus mendapat pendidikan yang cukup seperti kaum laki-laki”
2.      RM  Adipati Sastrodiningrat : baik,tegas dan penyanyang
“ Ayahnya mengijinkan Kartini membaca buku bahasa Belanda dan menerima surat  dari kawan-kawannya orang Eropa”
3.      Pangeran Ario Tjondronegoro : baik, suka akan kemajuan
“Beliau merupakan Bupati yang pertama mendidik anak-anaknya dengan pelajaran Barat “
4.      Sosrokartono : baik, sering mendengarkan cita-cita kartini dengan perhatian.
” saudaranya laki-lakinya Sosrokartono selalu mendengarkan cita-cita Kartini dengan rasa penuh perhatian”
5.       Mr.Abendanon : baik, suka memberi nasihat kepada kartini
“ Abendanon selalu memberi nasihat kepada Kartini supaya jangan menunggu balasan rekes, supaya terus mendirikan sekolah sendiri”
c. Latar :
    Latar tempat:
di sekolah H.B.S
“Pada suatu ketika, di sekolah, di waktu berhenti, dilihatnya salah seorang                             temannya sedang saik belajar bahasa Prancis disekolah”
                        “Sedatangnya dirumah, ditanyankannya kepada bapaknya.
Latar suasana:
        sepi
“remuk redam hatinya melihat adik-adiknya boleh pergi bersekolah, dengan bebas boleh pergi keluar.
  sedih
“setiba saudaranya itu diapun diapun dicemoohkan dan di caci pula.
  senang
“Lain dari pada buku ada, bapak dan saudaranya, ada lagi satu hal yang memberi keriangan, ialah pekerjaan berkirim-kiriman surat.
Latar waktu:
      Pagi hari:
      Kartini melihat adik-adiknya berangkat ke sekolah pagi itu.
d. Alur :
Novel ini menggunakan alur Maju
e. Amanat :
Jangan membedakan derajat kaum perempuan dengan kaum laki-laki khususnya dalam bidang pendidikan. Sebab dimata Tuhan yang maha esa semua manusia itu sama.
f. Sudut pandang :
    sudut pandang orang ke tiga
g. Gaya bahasa :
Novel ini menggunakan gaya bahasa Indonesia

E. Unsur Ekstrinstik :
a. Kelemahan
Kelemahan dari Novel Habis Gelap Terbitlah Terang yaitu, kata-katanya sulit untuk  dipahami secara luas oleh seluruh kalangan masyarakat sebab, kata-katanya terlampau sudah cukup kuno.
b. Keunggulan
Keunggulan dari Novel Habis Gelap Terbitlah Terang yaitu, berbeda dengan novel lainnya, novel ini memiliki kumpulan surat yang diterima maupun yang dikirim oleh R.A kartini semasa hidupnya.
c. Nilai-nilai
Nilai adat istiadat
Dipingit(ditutup) adalah adat istiadat bagi masyarakat jawa pada masa itu yang dimana anak perempuan yang telah menyelesaikan pendidikan dasar disuruh untuk tetap dirumah dan jangan keluar rumah sampai ia dipinang oleh laki-laki yang tidak ia kenal.
Nilai moral
Saudara laki-laki Kartini selalu mendengarkan sebarang kata yang diucapkan Kartini dengan penuh perhatian, tiada pernah mengucapkan kata yang membuat hati Kartini menjadi hancur.
Nilai agama
Hukum Islam memperbolehkan laki-laki menaruh empat perempuan atu sering disebut poligami.
 
d. Kesimpulan :
Ada beberapa hal yang membuat Kartini menjadi perempuan yang menarik perhatian masyarakat Indonesia antaralain yaitu, pertama cita-citanya merupakan cita-cita seluruh masyarakat khususnya kaum hawa.Kedua, perjuangan jiwanya dan perjalanan rohaninya dapat menjadi inspirasi bagi kaum hawa.   Demikian hasil resensi kelompok kami semoga dapat bermanfaat bagi kita semua terutama kepada kelompok kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar